Kamis, 23 Agustus 2007

Laporan Lengkap Kecurangan UN 2007

KOMUNITAS AIR MATA GURU

LAPORAN KRONOLOGIS

PERISTIWA KECURANGAN UJIAN NASIONAL 2007

I. LAPORAN PENGAWAS UJIAN NASIONAL 2007

1. Laporan: Patar Tambunan, S.Pd (26 Tahun); Mengawas di SMU Timbul Jaya Medan

13 April 2007, 14.00-17.00

Diadakan rapat se Sub-Rayon 017, dipimpin oleh Ketua Rayon 017. Diadakan makan bersama dan pengarahan seluruh pengawas di sub-rayon dan kepala sekolah di sub-rayon tersebut. Seluruh kepala sekolah memberikan pengarahan dan petunjuk agar dalam pengawasan Ujian Nasional mensukseskan strategi pelulusan siswa, dengan cara mengijinkan siswa mendapatkan jawaban dari guru, pihak luar atau siapa saja yang membantu.

17 April 2007, 08.00-10.00, Ujian Bahasa Indonesia untuk program IPA

Mengawasi ujian di ruang 52, SMA Timbul Jaya, di Simalingkar Medan. Seorang guru wanita memberikan secarik kertas kecil (Bukti Terlampir) yang berisi jawaban UN. Sewaktu Patar ke kamar mandi guru tersebut membagikan kertas jawaban. Patar Tambunan menangkap 2 lembar kertas dari siswa. Selain itu guru tersebut juga memberikan kertas jawaban kepada Patar untuk dibagikan, karena tidak tahu bahwa Patar telah menangkap kertas yang telah dibaginya. Namun setelah selesai ujian, guru tersebut mendapat laporan dari siswa mengenai penangkapan kertas jawaban. Guru tersebut menegur Patar, karena tidak mendukung program Rayon 017. Patar kemudian dihubungi melalui SMS untuk menjumpai Kepala Sekolah SMA 17 Medan. Patar tidak memenuhi undangan tersebut.

18 April 2007, 08.00-10.00, Ujian Ekonomi untuk Program IPS

Mengawasi di ruang 53, SMA Timbul Jaya Simalingkar Medan. Guru yang sama memberikan secarik kertas yang berisi jawaban UN secara diam-diam pada saat Patar menandatangani absen pengawas. Patar kemudian menangkap selembar kertas dari seorang siswa. Kepala sekolah SMA 17 dihubungi oleh kepala sekolah SMA Timbul Jaya. Kemudian Kepala Sekolah SMA 17 berbicara melalaui HP dengan Patar dan meminta Patar meninggalkan lokasi UN dan kembali ke SMA 17. Patar menolak dan tetap mengawas. 09.30 wakil kepala sekolah SMU 17 menjumpai Patar ke lokasi ujian dan meminta Patar untuk menjumpai Kepala Sekolah.

19 April 2007, 08.00-10.00, Ujian Bahasa Inggris untuk IPA dan IPS

Mengawasi Ujian di Ruang 52, SMA Timbul Jaya Simalingkar Medan. Pada pukul 09.30 guru yang sama dari SMU Timbul Jaya menyelipkan kertas jawaban kepada siswa, hal ini disaksikan oleh Patar, namun tidak ada kertas yang ditangkap. Patar meminta guru tersebut keluar ruangan, namun ditolak. Kemudian Patar memeriksa siswa namun tidak ditemukan apapun. Kemudian seorang siswa permisi ke Kamar Mandi, sekembalinya Patar memeriksa dan menemukan tulisan jawaban di tangan siswa. Patar kemudian menghapus kunci jawaban tersebut. Insiden ini menyebabkan kericuhan dan banyak gur berkumpul di depan ruang ujian 52. Kepala Sekolah Timbul Jaya datang dan membubarkan kerumunan. Kemudian Kepala Sekolah membagikan kertas jawaban, satu dari antaranya ditangkap oleh Patar. Yang lain tidak bisa dikendalikan lagi.

23 April 2007, 11.00

Seorang guru di SMA 17 memberitahukan bahwa ada siswa yang mengancam Patar bahwa apabila mereka tidak lulus UN, mereka akan membunuh Patar.

2. Laporan: Daud M. Hutabarat, S.Pd. (27 Tahun); Mengawas di SMP N.19 Medan

Tanggal 24 April 2007

Pukul 08.00 WIB

Peserta dan Pengawas UAN sudah berada dalam kelas. Daud dan seorang pengawas dari SMP swasta Panca Budi Medan mengawas di Ruang 07, LJUN (identitas peserta Ujian) dibagikan. Daud M. Hutabarat dan teman pengawas melakukan pengisian berita acara dan menjalankan Daftar Hadir Peserta UN.

Pkl. 09.30 WIB

Bapak Wakil Kepala Sekolah sekolah itu datang untuk membagikan jawaban sebanyak 6 lebar untuk 25 Soal, dengan permintaan hanya sebatas lulus. Kemudian beberapa menit pihak sekolah datang untuk mengambil jawaban yang telah dibagikan Bapak Wakil Kepala Sekolah tadi, tapi masih ada 4 lembar lagi yang tinggal dan Daud M. Hutabarat mengambilnya.

Pkl. 11.00

Daud M. Hutabarat menjumpai Kepala sekolah tempat Daud mengajar untuk menyampaikan semua yang terjadi. Kepala sekolah memberitahukan bahwa Kepala Sekolah Daud sudah menerima telepon dari Sub Rayon (tempat Daud mengawas). Kepala Sekolah Daud memberi perintah untuk hari kedua dan ketiga Pelaksanaan UN (18-19 April 2007), Daud M. Hutabarat tidak mengawas lagi.

3. Laporan: Neny Tarigan, Guru SMA Nasrani 3

Tanggal 17 April 2007, Pukul: 09.10

Kepala Sekolah tempat Neny mengajar menelpon Neni untuk menginstruksikan Neny memberi jawaban kepada siswa.

Tanggal 18 April 2007

Pukul 07.15 WIB

Kepala Sekolah meminta siswa untuk mengumpulkan HP mereka. 2 HP yang terkumpul.

Pukul 08.30 WIB

Kepala Sekolah meminta Neny untuk mengambil HP seorang siswa yang sedang ujian karena mendapat informasi dari salah seorang guru bahwa siswa tersebut membawa HP ke ruang ujian. Dengan terpaksa, siswa tersebut menyerahkannya.

Pukul 09.30 WIB

Wakil Kepala Sekolah masuk ruangan ujian untuk mengambil HP siswa yang lain (di ruangan yang sama).

Pukul 10.00 WIB

Dari enam HP yang terkumpul, ada lima HP yang berisi jawaban UN.

Pukul 20.00 WIB

Neny mendapat informasi dari seorang siswa dan memberitahu Neny nama-nama siswa yang mendapat jawaban melalui HP dan menyatakan kekecewaannya atas sikap pengawas yang tidak bertugas dengan baik.

Tanggal 19 April 2007; Pukul 09.15 WIB, Kepala Sekolah ikut mengawas di ruangan Ujian karena Kepala Sekolah memandang bahwa Pengawas tidak menjalankan tugas dengan baik (dengan cara mengijinkan siswa membawa dan membuka HP pada saat ujian berlangsung).

Tanggal 28 April 2007

Pukul 09.00 – 10.00 WIB

Serah terima jabatan (Kepala Sekolah mengundurkan diri). Neny dipanggil oleh Ketua Yayasan dan meminta keterangan sehubungan dengan beredarnya berita bahwa Komunitas Air Mata Guru mengungkap kecurangan UN (Nama Sekolah tersebut di ekspos di media). Berkaitan dengan itu, Neny dianggap melakukan kesalahan yang fatal karena membawa nama sekolah tersebut ke publik. Neny disuruh untuk mengundurkan diri saja atau dipecaat dengan tidak hormat

4. Laporan: Luhot Simamora, S.Pd (27 tahun); mengawas di SMK-TI Bina Satria Medan

16 April 2007, PUKUL.10.20 – 11.30 WIB

Guru-guru berkumpul mengikuti rapat pengawas di kantor Guru SMK Teladan Medan. Luhot mendapat SK mengawas di SMK Bina Satria. Kepala SMK tempat Luhot mengajar juga menjabat sebagai Kepala Sub Rayon 13.

17 April 2007

Pukul 07.30 – 10.00 WIB

Semua Pengawas di SMK Bina Satria, Koordinator, satu orang dari Tim Independen (Sutri, Mahasiswa FMIPA USU) hadir di lokasi ujian.

Pukul 09.00 – 09.30 WIB

Pengawas dari Dinas, Kepala Sekolah, dan Kepala Sub Rayon mengadakan inspeksi dan menanyakan apakah semua berjalan dengan baik. Ujian berlangsung baik.

18 April 2007

Pukul 08.00

Soal dibagikan ( Mata Pelajaran: MATEMATIKA)

Pukul 08.10 WIB

Koordinator Pengawas memanggil Luhot keluar sebentar untuk menyampaikan pesan dari Bapak Kepala Sekolah tempat Luhot mengajar. Pesan itu adalah supaya Luhot tidak mengawas dengan ketat (Kepala Sekolah mendapat laporan dari Kepala Sekolah tempat Luhot mengawas).

Pukul 09.00 – 09.20 WIB

Pihak Sekolah itu masuk ke ruangan dan ingin memberi kunci jawaban sebanyak 16 butir untuk setiap paket. Luhot tidak memberi ijin. Beberapa menit kemudian, Kepala Sekolah masuk dengan gusar ingin memastikan apakah jawaban sudah dibagikan kepada siswa. Mendengar bahwa Luhot tidak mengijinkan, Kepala Sekolah tersebut mengabaikan Luhot dan membacakan jawaban.

19 April 2007

Pukul 07.20

Luhot melapor ke Tim Independen tentang kecurangan tersebut kepada Tim Independen

Pukul 09.00 – 09.20 WIB

Pihak sekolah tersebut datang membawa jawaban Bahasa Inggris dan membacakan jawaban-jawaban setiap paket.

5. Laporan : Roy F Silalahi SPd (25 tahun); Mengawas di SMA Negeri 15 Medan.

18 Apil 2007.

Pukul 08.30 Ujian Matematika.

Mengawas di salah satu ruangan di SMA Negari 15 Medan. Roy menangkap HP seorang siswa yang sudah berisi kunci jawaban. kemudian Roy mengambil HP tersebut, dan melaporkan insiden ini di dalam Berita Acara Pelaksanaan Ujian Nasional 2007.

6. Laporan oleh: Sondang Saragih, S.Pd.;guru di SMK 2 Teladan Sumut; mengawas di SMK Medan Putri.

17 April 2007-04-29

Pukul 09.40 WIB

Pada saat saya mengawas, tiga orang guru sekolah itu memasuki ruangan kelas dan berbicara kepada teman saya yang juga pengawas. Kemudian seolah-olah mereka memeriksa data-data siswa,merka memberikan kunci jawabankepada masing-masing siswa dan dengan cepat mereka mengumpulkan kembali kertas jawaban dan keluar dari ruangan. Sebelumnya berita acara sudah ditulis dengan keterangan ujian berjalan dengan baik, dan pada hari pertama lembar jawaban UN disegel di dalam ruangan.

18 April 2007

Pukul 09.30 WIB

Dengan cara yang sama guru yang kemarin datang lagi ke ruangan dan langsung membagikan jawaban ke siswa. Setelah keluar ruangan saya masih sempat mengambil beberapa lembar tulisan yang berisi jawaban-jawaban yang telah difotokopi sebelumnya.

19 April 2007-04-29

Pukul 09.40 WIB

Dengan cara yang sama mereka datang lagi dengan jawaban-jawaban dan saya berusaha untuk menahan mereka supaya tidak memberikan jawaban tersebut kepada siswa, tetapi guru tersebut berkata, “ini sudah kesepakatan kita bersama, Bu, dari rayon”. Kawan saya mengawas keluar ruangan, sementara guru tadi langsung saja mmbacakan tidak dengan membagi-bagikan lembaran kecil tadi.sebelumnya saya katakan kepada setiap siswa saat mengisi absen supaya mereka tidak percaya kepada orang lain. Dalam semua ujian ini kita sudah disuruh mengisi berita acara bahwa ujian berjalan lancar.

Pukul 11.00 WIB

Di angkot saya bertemu dengan beberapa siswa yang baru mengikuti UN diantaranya siswa SMK BM Medan Putri, SMA Josua, dan SMA Methodist 2. saya mendengar bahwa mereka menerima bantuan dari guru.

  1. Laporan: Rimbun Siringo-ringo, S.Pd; 24 Tahun; mengawas di SMK BUDI AGUNG Medan

17 April 2007. Pukul 09.00, Ujian Bahasa Indonesia

Saudara Rimbun mengawas ujian disalah satu ruangan SMK Budi Agung Medan. Sewaktu ujian berlangsung dua orang guru SMK Budi Agung masuk ruangan ujian. Kedua guru tersebut membawa map bertuliskan 40 kunci jawaban paket A dan B. kemudian kedua guru itu memperlihatkan map kearah siswa, lalu siswa menulis jawaban yang tertera. Setelah dianggap selesai kedua guru tersebut meninggalkan ruangan. Saudara Rimbun tidak dapat berbuat apa-apa.

18 April 2007. Pukul 09.00, Ujian Matematika

Saudara Rimbun mengawas ujian disalah satu ruangan SMK Budi Agung. Saat ujian berlangsung saudara Rimbun permisi ke toilet. Ketika kembali diruangan ujian, rekannya mengawas mengatakan kejadian yang sama terualang kembali, yaitu guru dari pihak sekolah tersebut memberi jawaban kepada siswa.

19 April 2007. Pukul 08.00, Ujian Bahasa Inggris

Saudara Rimbun mengawas ujian disalah satu ruangan SMK Budi Agung. Sewaktu ujian berlangsung, salah satu guru dari pihak sekolah tersebut datang mengambil soal yang sisa. Satu jam kemudian guru tersebut masuk ruangan ujian dengan membawa map yang bertuliskan jawaban dan menunjukkan kearah siswa. Saudara Rimbun hanya melihat dan tidak bisa berbuat apa-apa.

  1. Laporan: Rohotni Sinurat. Mengawas di SMP MARISI Medan.

24 April 2007. Pukul 07.30, Ujian Bahasa Indonesia

Sebelum ujian, Seluruh pengawas berkumpul di ruangan (kantor). Kepala sekolah memberikan pengarahan agar para pengawas menganggap siswa sebagai anak sendiri. Sebelum pukul 08.00 saudara Rohotni masuk ruangan ujian. Diawali dengan seluruh siswa mengisi Bio Data. Ketika dalam ruang ujian, pengamat dari rayon masuk ruangan, lalu mengatakan kepada pengawas agar menyaring pengarahan dari kepala sekolah tersebut, jawaban yang diberikan dibatasi ± 26 saja. Saya menolak pernyataan tersebut. Tetapi pada saat ujian berlangsung ± jam 09.30, seorang guru wanita masuk dan menyerahkan absen kepada pengawas. Guru tersebut langsung membacakan jawaban kepada siswa ± 26 kunci jawaban bidang studi Bahasa Indonesia. Kemudian saudara Rohotni menemui kepala sekolah, dan kepala sekolah mengatakan agar mengasihani siswa. Saudara Rohotni menolak keras jawaban diberi pada siswa.

25 April 2007. Pukul 07.30, Ujian Matematika

Usai membagikan Lembar Jawaban UN, pengawas membagi soal UN pada pukul 08.00. Sekitar pukul 09.15 guru yang pada hari pertama masuk ruangan ujian. Guru tersebut permisi pada pengawas, guru tersebut membacakan 18 jawaban bidang studi matematika kepada siswa.

26 April 2007. Pukul 07.50, Ujian Bahasa Inggris

Saudara Rohotni kembali mengawas, kejadian pada hari kedua terulang kembali. Guru pihak sekolah memberi ± 26 jawaban Bidang studi Bahasa Ingris. Usai ujian seluruh pengawas berkumpul di kantor. Kepala sekolah dan pengamat dari rayon memberikan pengarahan dan ucapan terima kasih. Dalam pengarahan kepala sekolah dan pengamat dari rayon mengatakan agar para pengawas menjaga kerahasiaan yang terjadi selama UN berlangsung.

  1. Laporan: Herlina Saragih. Mengawas di SMP N 16 Medan

24 April 2007. Pukul 09.30, Ujian Bahasa Indonesia

UN dimulai pukul 08.00, awalnya UN berlangsung dengan aman dan tertib, hingga pukul 09.30. Kemudian seorang petugas pelaksana UN (ibu guru yang berpakaian dinas) masuk ke ruangan. Guru tersebut minta ijin pada pengawas untuk membantu siswa. Saudara Herlina terkejut dengan pernyataan tersebut, dilema baginya untuk melarang tindakan curang tersebut. Akhirnya sekitar 20 jawaban dari 50 soal jawaban dibacakan kepada siswa SMP N 16.

25 April 2007. 09.30 Ujian Matematika

Pelaksanaan UN pada hari ke dua berlangsung aman mulai pukul 08.00 hingga Pada pukul 09.35 seorang guru PNS pria yang memberi jawaban masuk ruangan dan langsung membacakan jawaban sebanyak 20 dari 30 soal matematika. Saudara Herlina tak hanya terdiam.

26 April 2007. Pukul 09.30, Ujian Bahasa Inggris

Kejadian yang sama terulang kembali. 20 jawaban tetap diberikan 30 menit sebelum selesai ujian. Pada hari ke tiga siswa hanya menuggu jawaban dari guru yang memberikan jawaban, lembar jawaban kosong hingga guru pemberi jawabn datang. Saudara Herlina tidak memiliki keberanian menegor mereka. Berita acara kosong tetapi saudara Herlina tetap menandatangani.

10. Laporan: Risda Butar butar. Mengawas di SMA AMIR HAMZAH

18 April 2007. Pukul 08.00 – 10.00, Ujian Matematika

Guru di sekolah tersebut memasuki ruangan ujian sekalipun saudara Risda tidak memberi ijin. Guru tersebut masuk dengan alasan memeriksa data siswa. Guru tersebut mendekati meja siswa, dan memberikan sesuatu ke pada siswa. Setelah empat meja dilalui saudari Risda menegaskan data siswa sudah diperikasa pengawas. Setelah guru tersebut siswa yang mejanya dilalui mengisi jawaban beberapa soal tanpa membaca soal lagi. Hari pertama dan ke tiga saya tidak mengawas.

11. Laporan: J. Ruthmiaty Sihombing, S.Pd. Tempat mengawas SMA N 4 Medan

17 April 2007. 08.00 – 10.00 Ujian Bahasa Indonesia

Saudara Ruthmiaty mengawas di ruang 9 dan UN berjalan dengan baik.

18 April 2007. Pukul 08.15 Ujian Matematika

Sebelum saudari Ruthniaty membagikan lembar soal dan lembar jawaban saudari Ruthniaty meminta anak-anak untuk mengumpulkan HP ke meja guru. Anak melakukannya tetapi rekan kerja saudari Ruthniaty dalam mengawas mengatakan tidak usah melakukan demikian karna kesepakata rayon untuk tidak mengumpulkan HP. Beberapa menit kemudian, rekan kerja saudari Ruthniaty menerima telepon. HP yang dipakai bukan HP teman saya yang mengawas itu, tidak tahu tepat HP siapa itu yang jelas yang memberikan kepada teman saya itu adalah phone SMA 4. saya tidak dengar pembicaraan mereka tetapi saya hanya mendengar jawaban teman mengawas saya itu demikian “bukan saya pak yang melakukan, tetapi teman saya dari methodis, tadi saya sudah bilang agar jangan dikumpulkan” demikian jawabnya. Setelah HP ditutup ibu itu bilang ke saya “ kan, tadi saya sudah bilang bahwa tidak usah dikumpul, saya jadi dimarahi kepala sekolah saya (tempat dia mengajar ) jawab saya ibu ngak usah takut, kan sudah ibu bilang bukan ibu tetapi saya yang melakukannya. Saya berhasil menghandel setelah itu ujian berlangsung dengan baik.

19 April 2007. 09.00 Ujian Bahasa Inggris

Saya menemukan contekan seorang siswa yang lengkap paket A / B. kemudian saya Tanya itu didapatnya dari luar sebelum ujian UN pada hari itu berlangsung.

  1. Laporan: Rupina Simanjuntak. Mengawas di SMA SWASTA PULAU KURAU

17 April 2007. 08.00 – 10.00 Ujian Bahasa Indonesia

Jam 08.20 setelah selesai kami bagi soal kordinator memanggil pengawas masing-masing satu orang dari ruagan karna sekolah kecil jadi pengawas hanya ada empat orang, jadi mewakili masing-masing kelas dua orang, independent satu orang saya salah satunya dari pengawas mengatakan tidak setuju untuk membantu siswa lewat memberi jawaban. Akhirnya kordinator melaporkan kepada kepsek saya yaitu sebagai rayon. Dan kepsek yaitu ibu Dra. Hj. Nurlaila langsung tarpon saya dan marah-marah dia bilang supaya besok supaya jangan itu lagi kita harus bisa kerjasama. Tapi jawaban saya kenyataannya mereka memberikan buk saya bilang.

18 - 19 April 2007 tidak ada masalah.

  1. Laporan oleh: Aftati Fiolena Haloho. Mengawas di SMA N 1 Tanjung Pura Langkat.

16 April sekitar pukul 12.00 WIB

Rapat dengan wakil kepala sekolah, dan diberi pengarahan agar ketika pelaksanaan UN guru-guru mengijinkan orang yang masuk ke ruangan UN untuk memberikan jawaban. Kami disuruh untuk membutakan mata, menulikan telinga, dan menutup mulut dengan peristiwa yang terjadi ketika UN.

17 April 2007. 07.30 Ujian Bahasa Indonesia

Pengarahan dari salah seorang guru, supaya pelaksanaan UN dilaksanakan dengan kesepakatan yang sudah disepakati oleh rayon tiga dan Bupati, kepala dinas dan kepala-kepala sekolah yaitu mengijinkan seorang guru yang akan masuk memberikan jawaban kepada siswa. Jam 08.00 – 10.00 saya mengawas di ruang empat, ketika UN berlangsung satu jam seorang guru masuk dan memberikan jawaban kepada siswa yang paket A dan paket B secara diam-diam. Lalu setelah itu guru tersebut ngobrol sebentar dengan kami, setelah dia keluar saya mengawasi semua siswa yang diberi jawaban dengan ketat, sampai kertas itu dioper ke siswa lain lalu saya ambil, semua siswa komplen dan teman saya mengawas pun komplen menyuruh saya untuk membiarkan siswa mengambil jawaban dan memberi jawaban. Setelah hampir selesai UN hari pertama guru yang memberi jawaban tadi masuk lagi dan bertanya pelan-pelan kepada siswa lalu saya lihat siswa menunjuk saya dan mengatakan bahwa jawaban saya ambil lalu guru tersebut keluar.

Jam 10.00 kami dipesan oleh wakil kepala sekolah untuk kembali kesekolah kami (SMA Sri langkat secepat mungkin.

Jam 10.30- 11.00 Kami dimasukkan kedalam suatu ruangandan disuruh untuk menghapus jawaban siswa lalu saya bertanya untuk menegaskan kembali “apakah kami disuruh menggati “? Lalu jawabnya “ya” lalu saya bilang itu bertentangan dengan hati nurni saya kemudian saya disuruh keluar dengan pesan untuk tutup mulut untuk semua kejadian tersebut.

18 April 2007.08.00-10.00.Mata pelajaran Matematika

Mengawas diruang 3 SMA N 1 Tanjung Pura Langkat.seorang guru masuk dan memberikan jawaban kepada siswa, tetapi sebelumnya guru tersebut menyuruh teman sayamengawas untuk memberikan jawaban kepada siswa dan teman saya menolaknya dan guru itu sendiri yang langsung memberikan jawaban, setelah dia keluar saya langsung mengambil jawaban tersebut tetapi yang saya temukan hanya jawaban paket B.

10.45-11.00 Wakil keapal sekolah saya (SMA Srilangkat) menghubungi saya lewat telepon dengAN menegor karena dianggap tidak melakukan kesepakatan yang sudah disepakati. Lalu beliau marah dan menyuruh Aftati untuk tidak mengawas lagi besok harinya dan beliau menyampaikan akan mencari pengganti saya untuk mengawas.

19 April 2007. Mata Pelajaran B. Inggris

Aftati tidak mengawas lagi karena sudah digantikan oleh orang lain.

  1. Laporan Oleh : Hartati Siregar SPd (32 Tahun )Mengawas di SMK Karya Kesuma Medan

17 April 2007 09.30. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Mengawas di salah satu ruangan di SMK karya kesuma seorang guru (Hartati tidak mengenalnya tetapi temannya mengawas mengenalnya) guru yang masuk meminta ijin kepada kami untuk memberi kertas kunci jawaban. Teman saya bilang “ silahkan “ tetapi Hartati mengatakan “ saya tidak setuju “ lalu terjadi perdebatan kecil di ruangan :

Ibu guru : saya hanya memberi 15 nomor jawaban sesuai dengan kesepakatan rayon.

Hartati : “ Pribadi saya tidak setuju, saya serahkan kepada pihak sekolah “

Selanjutnya Ibu guru tersebut memberikan kunci jawaban kepada beberapa orang siswa, ketika Hartati berjalan hendak mencek kembali LJUN siswa, seorang siswa tampa takut dan tanpa segan meletakkan diatas meja kertas kunci jawaban dan menulis jawaban tersebut lalu Hartayi mengambil jawaban tersebut.

18 April 2007.Mata Pelajaran Matematika

Hartati tetap mengawas di SMK Karya Kesuma dan mengalami hal yang sama terjadi seperti hari pertama tetapi tanpa perdebatan lagi Hartati tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya melihat dan membiarkan dengan kesal.

19 April 2007. Mata Pelajaarn Bahasa Inggris

Hartati tetap mengawas di SMK Karya Kesuma dan tetap mengalami hal yang sama pada hari I dan hari ke II. Guru kembali masuk kedalam ruangan dan memberikan kertas kunci jawaban yang lebuh banyak kepada siswa. Kira- kira 10 menit sebelum ujian berakhir kepala sekolah SMK Karya Kesuma masuk kedalam ruangan dan mengatakan “ Polisi akan datang jadi pesan pak Nainggolan ( Ketua Rayon / Kepala sekolah SMK NEGERI I Medan ) kalau ditanya bialng saja semua baik-baik”.

Hartati Berkata :”Hm…..oh ….ya….”?

Kesempatan ini gunakan untuk mengumpulkan kertas kunci jawaban yang sudah dibagi kepada siswa. Hartati berkata “ Polisi mau datang jadi kumpulkan semua kertas-kertas tadi nanti ketahuan “( Hartati jadikan sebagai bukti ).

15. Laporan Oleh :Nama: Heny Siregar SPd ; 25 Tahun, Mengawas di SMA Swasta Kartika I Medan.

17 April 2007. 07.30. Ujian Bahasa Indonesia

Di salah satu ruangan SMA Swasta Kartkia I, Pihak sekolah / Kepala sekolah Kartika I menyampaikan kepada semua pengawas untuk mengawas tidak terlalu “ketat” dan pernyataan itu juga sudah disepakati rayon dengan mengatakan supaya kita bisa mensukseskan UN dengan baik karna mereka adalah anak-anak bangsa.

Kedalam ruangan seorang guru datang ke kelas dengan alasan memeriksa biodata siswa yang meskipun sebenarnya kami pengawas sudah memeriksa biodata siswa terlebih dahulu.

18 April 2007. 07.25.Ujian Matematika.

Kepala Sekolah SMA Swasta Kartika I memanggil Heny untuk bicara dan menyampaikan supaya Heny “ jangan mengawas terlalu ketat kemudian Heny memberikan pernyataan “ saya hanya menjalankan tugas dan tanggung jawab saya dengan benar “. Kemudian Heny tetap mengawas disalah satu ruangan, kejadian seperti hari pertama tetap terjadi dimana seorang guru masuk kedalam ruangan dengan alasan memeriksa biodata siswa

19 April 2007.09.55. Ujian Bahasa Inggris

Heny tetap mengawas di SMA Swasta Kartika I, seorang guru masuk kedalam ruangan dengan alasan memeriksa biodata siswa beberapa wakti kemudian Heny menemukan kertas kunci jawaban dari siswa yang diberikan oleh guru yang masuk kedalam ruangan.

16. Laporan: Eka. M SPd (26 tahun ), Mengawas di SMK Negeri 5 Medan.

17 April 2007. 07.20- 07.40. Ujian Bahasa Indonesia

Disalah satu ruangan SMK Negeri 5 Medan guru pengawas berkumpul untuk diberi pengarahan agar pengawas tidak berjalan-jalan dan “memelototi” siswa akan menjatuhkan mental mereka dan menyampaikan instruksi berita acara dengan “ AMAN TERTIB DAN LANCAR”

Pukul 08.05- 10.00 Eka mengawas di ruang 6 kira-kira 45 menit sebelum waktu ujian berakhir Eka memeriksa LJUN siswa ( biodatanya ) ternyata hampir semua siswa belum mengisi lembar jawaban kalaupun ada yang terisi hanya 5-7 nomor. 30 menit sebelum berakhir ujian 3 orang guru ( 2 perempuan 1 laki-laki ) masuk kedalam ruangan dan salah seorang garu pria mengambil posisi berdiri ditengah ruangan DAN LANGSUNG MENDIKTEKAN JAWABAN UN SESUAI DENGAN NOMOR KODE / PAKET SOAL. Eka bingung tidak dapat berbuat apa-apa.

18 April 2007. 08.05-10.00. Ujian Matematika

Mengawas di ruang 7 SMK Negeri 5 Medan kejadian sama dengan hari pertama, Eka menyaksikan salah seorang garu masuk kedalam ruangaan dan membacakan kunci jawaban sesuai dengan kode soal.

19 Aprl 2007. 08.05-10.00. Ujian Bahasa Inggris

Mengawas di ruang 9 SMK Negeri 5 Medan.Satu jam sebelum ujian berakhir ada 4 orang guru/ pegawai dari sekolah tersebut datang dan masuk secara bergantian kedalam ruangan. Ada yang meminta tanda tangan pengawas, berita acara, dan memberikan amplop berisi uang transport pengawas berbarengan dengan seorang guru yang membacakan kunci jawaban kepada siswa.

Catatan : Hari I serah terima berita acara dan segel amplop LJUN diedarkan keruangan ujian. Hari ke II dan III tidak dilakukan lagi hal seperti hari pertama tapi LJUN disegel yang bersangkutan, serah terima berita acara ditandatangani oleh kepala sekolah dan tim pemantau di kantor sekolah yang diminta dari pengawas ujian.

17. Laporan: E. Ht.Julu SPd ( 32 Tahun ) Mengawas di SMA Negeri I Hinai Langkat.

17 April 2007.07.45. Ujian Bahasa Indonesia

Sebelum E. Ht Julu masuk kedalam ruangan selaku pengawas sudah terlebih dahulu menerima pengarahan dari SMA negeri I Hinai Langkat. Pengarahan tersebut menyatakan agar “mengawas jangan terlalu ketat dan tolong agar siswa dibantu “. Setelah E. Ht. Julu berada di salah satu ruangan SMA Negeri I Hinai langkat bocoran kunci jawaban diberikan melalui temannya mengawas kemudian E. Ht Julu mengatakan kepada temannya “ Kalau saya tidak mempunyai fungsi lagi akhirnya E. Ht.Julu menjumpai kordinator rayon lalu kordinator bilang nanti kita bersama-sama kesekolah tersebut dan membicarakan hal yang terjadi akhirnya mereka mengatakan itu salah metode.

18 April 2007. 08.00-10.00.Ujian Matematika

Mengawas di salah satu ruangan SMA Negeri Hinai Langkat seorang guru masuk kedalam ruangan dengan memberikan absent sekagus memberikan jawaban kepada siswa kemudian E. Ht .Julu menarik kunci jawaban yang telah diberikan kepada siswa setelah guru yang bersangkutan pergi meninggalkan ruangan.

19 April 2007. 08.00-10.00. Ujian Bahasa Inggris

Dua orang guru minta tolong agar di beri ijin memberi jawaban kepada siswa. E. Ht. Julu tetap tidak memberikan ijin sampai selesai ujian.

18. Laporan: Bertha Sijabat SPd (32 Tahun) Mengawas di SMA Imanuel Medan.

17 April 2007.07.15. Ujian Bahasa Indonesia.

Disalah satu ruangan semua pengawas mendapat pengarahan dari kepala sekolah SMA Immanuel Medan ( Drs. Ir .Pasaribu, MPd ) menyatakan” semua rayon I telah menyepakati tidak boleh “ terlalu” misalnya “ketat”, harus ada saling pengertian.

10.30 Kepala sekolah yang bersangkutan datang menjumpai Bertha setelah ujian bahasa Indonesia selesai mengatakan “ bu …. Jangan terlalu ketat dan terlalu melotot itukan anak-anak ibu juga “, kemudian pengawas dari sekolah inipun kesekolah luar “ kami bilang untuk tidak terlalu ketat. Lalu Bertha mengatakan “ arti kata ketat itu bagaimana ?” lalu kepala sekolah mengulangi maksud yang sebelumnya.

19 April 2007. 08.25. Ujian Bahasa Inggris

Mengawas di ruang 47 SMA Immanuel . Kepala SMA Immanuel masuk ke ruangan tempat saya mengawas dengan alasan menanyakan biodata siswa sambil menuju meja siswa dan meletakkan secarik kertas yang isinya kunci jawaban bahasa inggris kemudian memberikannya lagi kepada siswa yang duduk agak belakang. Lalu siswa tersebut dengan rasa tidak bersalah siswa tersebut membuka kunci jawaban tersebut. Bertha langsung datang kemeja siswa dan langsung mengambil secarik kertas yang ternyata benar kunci jawaban bahasa inggris.

19. Laporan: Rosida Febrianti Simajuntak SPd. (32 Tahun ). Guru SMA Negeri I Dolok Sanggul dan mengawas di SMA Negeri I Pollung.

Menyakan hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan UN di daerah tersebut sebagai berikut :

1. Siswa SMA (Peserta UN) dibantu ketika ujian berlangsung dengan diberikan kunci jawaban oleh panitia UN disekolah yang bersangkutan sebanyak 50 % dari jumlah soal yang diujikan, dan kunci jawaban dibagi melalui pengawas atau diberikan langsung oleh panitia bila pengawas yang bertugas tersebut tidak setuju akan hal itu

2. Dari butir nomor satu dilakukan hampir di seluruh sekolah-sekolah (negeri dan swasta yang ada di kabupaten Humbang hasundutan. Hal ini diketahui Rosida setelah melakukan kumunikasi seputar UN dengan teman-teman dari hal ini dapat disimpulkan berrti ada instruksi dari atas untuk membantu siswa di daerah HUMBAHAS.

B. LAPORAN GURU YANG MENOLAK MENJADI TIM SUKSES UJIAN NASIONAL 2007

1. Laporan : Priska Dona Purba, S.Pd ; mengajar Matematika di SMA RAKSANA Medan; mengawas di SMA HARAPAN 1 MEDAN

14 April 2007, pukul 10.00 WIB

Diadakan rapat guru untuk pengarahan pengawas UN. Friska Donna masih diberi SK mengawas. Selesai rapat, semua guru mata pelajaran UN dikumpulkan untuk diarahkan dalam persiapan tim sukses di sekolah. SK Friska Donna diminta kembali dan ditawari RP. 250.000,- untuk bidang studi yang akan ditanggung jawabinya. Tim sukses sekolah yang dihunjuk ada tiga orang, mereka tidak setuju.

16 April 2007, pukul 09.00 WIB

Ada usaha untuk menyatakan ketidak sipan untuk menjadi Tim sukses sekolah alasanya tidak sesuai dengan hati nurani dan kepala sekoah setuju. Kemudian ada waktu untuk merundingkan dengan pihak sekolah dan akhirnya dialihkan jadi pengawas.

2. Laporan: Innes P, S.Pd guru Ekonomi SMA METHODIST 7

14 April 2007, pukul 12.00-13.00 WIB

Ada perintah dari pihak sekolah untuk membentuk Tim sukses kepada tiga guru bidang studi yang diUNkan, yang didalamnya Innes ikut. Innes tidak bersedia.

Pukul 13.00-14.00 WIB

PKS melaporkan ketidaksediaan Innes kepada Kepala Sekolah selanjutnya Kepala sekolah menyatakan supaya Innes membantu siswa hanya sebatas lulus, tapi Innes menoloknya.

3. Laporan: Dosmaria S.Pd, mengajar Ekonomi dan Akuntasi di SMA RAKSANA Medan

14 April 2007, pukul 10.00 WIB

Rapat guru SMA-SMP untuk pengarahan pengawas UN. Pada awalnya Dosma sebagai pengawas, namun ada instuksi untuk jadi Tim Sukses sekolah, Dosma menolak dengan alasan bertentangan dengan hati nurani sebagi sebagai seoarang guru. Dan dosma di tawarkan Rp. 250.000

16 April 2007, pukul 09.00 WIB

Ada tiga guru bidang studi yang menolak termasuk dosma, akhirnya dosma tidak jadi mengawas dan Tim Sukses sekolah, libur selama tiga hari.

C. LAPORAN PESERTA UJIAN NASIONAL 2003-2006

MEDAN

1. Kristina Y.S.S, asal sekolah SMA KALAM KUDUS MEDAN

Teman-teman dapat jawaban via SMS dari sekolah lain, salah satunya adalah sekolah Immanuel. Pengawas UN datang ke meja siswa menawarkan jawaban-jawaban seharga Rp. 50.000-,

2. Erestika M. P; asal sekolah SMU. N 4.

Isu jawaban dari internet/ soal dikerjakan oleh guru.

3. Lenti Susanna; S: asal sekolah SMU. N 4 Medan.

Soal bocor, tetapi tidak sempat dimanfaatkan karena waktunya mepet dan pengawasnya ketat.

4. Horas

Mendengar anak SMU Swasta Di Medan bahwa mereka mendapat jawaban dari guru beberapa SMS dan juga kertas.

5. Juwindo; asal sekolah SMU Markus Medan.

Mendapatkan jawaban dari teman-teman yang telah diberikan oleh guru.

6. Dewi Malau; asal sekolah: SMA Teladan Cinta Damai Sumatera Utara Kp. Lalang

Jawaban diberikan oleh guru melalui HP.

7. Dianita Silaban; asal sekolah: SMA YP Utama Jl. Suluh No. 80 Medan

Jawaban diberikan ke kelas.

8. Meilina Sari Grace; asal sekolah: SMU N 14 Jl. Pelajar (Alumni tahun 2006)

Diberi tahu jawaban 40 dari 50 soal (selama 3 hari). HP dianjurkan untuk dibawa oleh wali kelas. Jawaban ada yang diberi tahu via kertas dan SMS. Kebanyakan yang diberi tahu adalah siswa yang les sama gurunya. Sedangkan siswa yang lain mendapat jawaban dari teman-temannya yang sudah mendapat jawaban dari guru.

9. Renold Pakpahan; asal sekoalah: SMA N 15 Medan

Guru memanggil (kesepakatan) ke kamar mandi untuk memberi jawaban dan juga memberi jawaban pada waktu memberikan daftar hadir UN.

10. Eva Juliana Lumban Gaol; Asal sekolah: SMA Swasta Brigjen Katamso Medan

(alumni Tahun 2005)

Pernah mendapat bocoran jawaban di kertas kecil. Jawaban tersebut diterima dari guru. Caranya guru memberikan jawaban tersebut sebelum hari H (jawaban mereka terima sebelum mereka ujian). Tidak semua pelajaran yang dibatu, hanya Bahasa Inggris.

11. Emilia : Alumni SMA Raksana tahun 2006

Mei 2006, hari pertama UN

Pada saat ujian hari pertama mereka mendapatkan jawaban ujian kira-kira 30 menit sebelum ujian selesai

Mei 2006, Hari kedua dan ketiga UN

Mereka juga mendapat jawaban dari guru yaitu melalui secarik kertas dan diberikan kepada temannya yang paling depan kemudian bergilir sampai kebelakang, dan ditambah juga pemberian jawaban melalui SMS.

12. Prengki: Alumni Raksana tahun 2006

Mei 2006, hari pertama UN

Prengki dan kawan-kawan mendapat bantuan jawaban ujian yang disetujui oleh pihak sekolah pada hari pertama mereka mendapat jawaban dari guru lewat selembar kertas yang sangat kecil.

Tetapi pada hari yang kedua dan ketiga mereka tidak mendapat jawaban dengan secarik kertas lagi tetapi mereka sudah mendapat jawana itu melalui SMS yang pada hari pertama semua siswa sudah ditanyai nomor HP masing-masing.

13. Reynold: Alumni SMA N 15 Medan tahun 2005

Mei 2005, sekitar pukul 09.40 WIB

Seorang guru pengawas atau petugas absensi ujian memberikan kertas jawaban ke kelas pada waktu beliau memberikan daftar absensi.

Seorang dari peserta ujian permisi dari ruangan untuk mengambil kertas jawaban tapi yang diberikan sekedar memenuhi standard kelulusan artinya tidak semua dikasih jawabannya

14. Andy Situmorang: Alumni SMA Raksana Medan tahun 2006

Mei 2006, hari pertama UN

Saya mendapat kertas ujian 30 menit sebelum bel tanda ujian selesai dengan cara seorang guru memberikan jawaban kepada siswa yang tempat duduknya lebih dekat dengan pintu masuk

Mei 2006, hari kedua UN

Sama seperti hari pertama saya juga mendapat jawaban tetapi jawaban diberi lebih cepat

Mei 2006, hari ketiga ujian

jawaban sudah beredar di setiap kelas sebelum ujian dan sesudah ujian.

15. Dewi Malau: Alumni SMA Teladan Sumater Utara tahun 2004

Mei 2004, hari sebelum ujian UAN

Seminggu sebelum ujian Kepala sekolah masuk ke tiap-tiap kelas (kelas 3) untuk memberitahukan pada mereka bahwasanya ketika ujian nanti kami akan diberi bantuan jawaban dan kepala sekolah mengatakan kepada mereka untuk lebih jeli melihat darimana bantuan itu dikasih, mungkin lewat kertas kecil yang diletakkan di dekat kaca. Kemudian kepala sekolah mengatakan jangan ada sikap egois untuk mengejar juara tetapi untuk lulus saja sudah sangat bersyukur jadi jangan ada yang memasang sikap egois, baiklah semua itu untuk dapat/boleh dipahami. Demikian ungkapan/berbagai arahan dari kepala sekolah kepada mereka siswa-siswi kelas 3 yang akan mengikuti UAN. Setelah adanya informasi yang demikian dari kepala sekolah, dua hari setelah mereka mendapatkan pemberitahuan dari kepala sekolah atas pemberian bantuan jawaban maka kepala sekolah meminta sebagian nomor HP dari teman-teman yang memiliki HP, yang tujuannya untuk mempermudah pemberian jawaban melalui HP.

Mei 2004, hari pertama ujian UAN

Pada hari ini tepat pukul 08.00 WIB ujian dimulai, sebagaimana layaknya ujian dan pada pertengahan ujian kira-kira 30 menit ujian telah berlangsung siswa-siswi mulai resah, mengingat adanya bantuan jawaban tetapi kenapa tidak ada seorangpun pihak guru/ kepala sekolah dari sekolah mereka yang masuk keselamatan kelas dan sat itupun ada pikiran kami bahwa iming-iming pemberian bantuan jawaban itu tidak benar. Setelah 15 menit sebelum kertas jawaban dikumpul/berakhirnya ujian maka jawaban diberikan lewat SMS dimana dari 50 soal kami diberi 35 jawaban yang kami terima dari teman yang memiliki HP.

Mei 2004, hari kedua UAN

Ujian berlangsung seperti biasanya, pengawas masuk dan sampai pada hari kedua ini pihak/tim LSM, tidak masuk ke kelas dan mereka hanya duduk dikantor saja, mungkin ini dikarenakan adanya rayuan-rayuan dari pihak sekolah mereka, karena kepala sekolah pernah mengungkapkan pada mereka bahwasanya pihak-pihak sekolah akan membuat atau mengusahakan berbagai cara untuk dapat menahan pihak LSM didalam kantor agar tim LSM hanya duduk dikantor saja agar tidak masuk ketiap-tiap kelas. Adapun cara yang dibuat kepala sekolah untuk dapat menahan pihak LSM di kantor yaitu dengan membuat pelayanan (servisan-servisan) istimewa. Saat ujian berlangsung hal yang sama tetap terjadi, jawaban datang dari guru-guru yang memberikannya lewat HP.

Mei 2004, hari ketiga UAN

Seperti biasanya ujian berlangsung, kira-kira 15 menit sebelum ujian selesai mereka mendapatkan jawaban dari guru-guru lewat SMS dan setelah ujian selesai mereka mendengar adanya keributa-keributan di luar kelas suara dari teman-teman yang mengatakan bahwa ada pengawas yang menangkap HP siswa dan mengetahui adanya bantuan jawaban yang diberikan pihak sekolah kami kepada mereka dan kemudian mereka menanyakan hal tersebut kepada kepala sekolah serta menanyakan darimana datangnya jawaban tersebut, kemudian semua itu diselesaikan dikantor dan hal selanjutnya saya tidak mengetahui lagi akhir dari masalah tersebut.

Ketika berbincang-bincang dengan teman-teman setelah UAN telah berakhir, banyak yang merasa puas karena ia menerima jawaban dari guru-guru yang didapatkan lewat HP, ada guru yang memberi jawaban 30,35,45 bahkan ada yang memberikan 50 butir jawaban tersebut. Dan ada juga teman mereka yang mengatakan bahwa ia memperoleh dari wakil kepala sekolah selama ujian perbidang studi mendapat jawaban sekita 40 hingga 45 dari guru.

KABUPATEN LANGKAT

1. Lestari Situmorang: Alumni SMA.N 1 Bandar tahun 2006

Mei 2006, sehari sebelum ujian

Guru-guru pengawas sesub Rayon mengadakan rapat disekolah saya, dan seluruh siswa diizinkan untuk pulang cepat

Mei 2006, hari pertama UN

Tepat pukul 08.00 WIB, ujian dimulai seperti layaknya ujian. Kemudian setelah beberapa menit berselang (kira-kira 1/2 jam) Tim dari LSM, camat, wartawan besama-sama dengan kepala sekolah di sekolah tersebut masuk ke kelas-kelas untuk mengawas secara langsung untuk melihat kondisi siswa dan pengawas (itu dilakukan hanya beberapa menit saja) setelah Tim LSM, camat dan wartawan pulang beberapa menit kemudian kira-kira ½ jam sebelum ujian berakhir guru bidang studi bahasa Indonesia beserta dengan satpam memberikan jawaban langsung kepada siswa lewat secarik kertas yang dibagi menjadi 4. Sehingga pemberian jawaban berlangsung dengan cepat.

Mei 2006, hari kedua UN

Ujian berlangsung seperti biasa. Dan pula jam yang sama Tim LSM, camat, dan wartawan datang seperti biasanya tapi tidak masuk ke kelas lagi hanya melihat keadaan sekolah saja, kemudian pada jam 09.30 WIB satpam masuk ke kelas untuk memberikan jawaban tapi pengawas menahannya dengan alasan harus menelepon sekolah tempat ia mengajar apakah disekolahnya itu pengawas juga memberikan jawaban atau tidak. Pada saat itu kondisi sekolahnya lancar dan pengawas disekolah kami pun saling memberikan jawaban itu kepada kami dengan waktu yang cukup singkat hanya 5 menit. Setelah selesai ujian ketika saya ingin menemui guru fisika saya karena ada yang ingin yang saya tanyakan mengenai hal pribadi saya mendengar dan melihat kepala sekolah dari Methodist begitu marah pada wakil kepala sekolah mereka dan mencaci maki guru-guru yang mengawas di Methodist. Kepsek itu mengatakan bahwa pengawas dari sekolah yang bertugas disana tidak dapat diajak kerjasama, bahwa guru mengawas secara ketat bahkan hampir tidak memberikan jawaban itu pada siswa Methodist. Wakil kepala sekolah pun mengatakan bahwa guru pengawas itu sudah memberikan kelonggaran, hanya saja murid-murid di Methodist itu terlalu ribut dan hampir membuat kekacauan karena terlalu lama menunggu jawaban.

Mei 2006, hari ketiga UN

Seperti biasa ujian berlangsung dan tetap jawaban datang dari guru bidang studi yang bekerjasama dengan tim sukses yang diberikan oleh satpam pada siswa lewat secarik kertas. Setelah selesai ujian UN, kami dibariskan dan pada saat itu Kepsek kami berkata bahwa kalau pun ada bantuan tolong agar tidak diberitahukan pada orang lain (siapa pun)

2. Fikar Haloho,asal sekolah: SMA 1 Stabat (alumni tahun 2005)

Diberi jawaban UN via SMS.

KOTAMADYA TEBING TINGGI

1. Lasben Situmorang, asal sekolah: SMA YP. Surya Nusantara Tebing Tinggi.

Mendapat jawaban melalui kertas kecil.

KOTA MADYA PEMATANG SIANTAR

1. Luise Damanik, asal sekolah SMA N 2 Pematang Siantar

Soal dikerjakan oleh guru kemudian dibagikan kepada siswa dan siswa permisi keluar dari kelas dan jawaban sudah ditempelkan dikamar mandi.

2. Tiara Hutasoit. Asal sekolah SMU N. 3 Pematang Siantar.

Siswa mendapat jawaban soal dari (Jakarta) pada hari “H”

3. Priska Imelda P: alumni Fakultas Teknik 2006.

Punya adik bernama Ruth Pasaribu kelas 3 SMP N 1 Pematang Siantar Tahun Pembelajaran 2006/2007, menceritakan bahwa 3 bulan sebelum UAN mereka sudah diberitahukan akan mendapat jawaban dari guru mereka. Kemudian dia menyarankan untuk tidak menerima jawaban karena itu jalan yang tidak benar. Setelah ujian berakhir dia memberitahukan mereka memangmendapat jawaban dari guru (guru mengerjakan soal di luar) tapi menurun penuturannya adik tidak menerima jawaban itu.

KABUPATEN ASAHAN

1. Christine Benthana: asal sekolah: SMA Negri 1 Air Putih Indrapura (alumni tahun 2006)

Pernah diterangkan penyelesaian soal-soal matematika pada saat ujian nasionalberlangsung. Akhirnya siswa diberi kerengganga untuk saling memberi jawaban.

2. Destina asal sekolah SMU N. 2 Rantau Parapat

Pengawas memberikan jawaban UN Matematika kepada salah seorang siswa, melalui selembar kertas pada UN tahun 2005. Seorang siswa SLTP N 1 Rantau Parapat, yaitu adik saya sendiri, menyatakan bahwa pada waktu UN (2006) diberi jawaban oleh Pengawasnya.

KABUPATEN KARO

1. Martin, asal sekolah: SMA N 1 Kaban Jahe

Memberi kunci jawaban melalui SMS dari teman yang tidak tahu asalnya. SMS dari teman sekolah Negeri Medan. Kertas jawaban diberi guru.

KABUPATEN DAIRI

Yuni Irawati asal sekolah SMK N 1 Sidikalang

Memberi jawaban via SMS

KABUPATEN TAPANULI UTARA

1. Dewi Simamora: Alumni SMA.N 2 Tarutung tahun 2006

Mei 2006, hari pertama UN jam 09.00 WIB

Hari pertama ujian wakil kepala sekolah masuk kekelas untuk memeriksa biodata siswa, kepala sekolah membawa kunci jawaban 4 lembar yang difotocopy, terus kepala sekolah memberinya melalui kode yang diberikan.

Mei 2006, hari kedua dan ketiga jam 09.00WIB

Tetap kepala sekolah datang untuk memberi kunci jawaban dan dia memberinya dari belakang sampai kedepan tetapi kami siswa bergiliran menerima dari belakang (pura-pura meminjam stipo) dan pengawas pura-pura membaca Koran atau mereka tidak melihat.

PADANG SIDEMPUAN

1. Nova Simatupang asal sekolah: SMA N 2 Padang Sidempuan

Menyebarnya bocoran jawaban pada siswa-siswa melalui kertas dan dibacakandi depan kelas

1 komentar:

Unknown mengatakan...

saya salut sekali kepada guru-guru hanya karena ingin anak didiknya lulus dan berhasil semua, mereka reka memperjuangkannya walaupun harus berhadapan dengan hukum.